Berkecimpung dalam dunia komodo tidak kurang dari sembilan tahun terakhir mengantarkan tokoh satu ini menjadi alumni muda berprestasi prestasi dalam acara Malam Penganugerahan Insan Berprestasi yang diselenggarakan di Balai Senat UGM, Rabu (18/12/2014) malam dalam rangka Dies Natalies UGM ke-65. Tokoh tersebut adalah Achmad Ariefiandy Husen, S.Si., M.Phil. Alumni Fakultas Biologi UGM yang lulus pada tahun 2003 ini berkiprah di penelitian tentang komodo (Varanus komodoensis) sejak tahun 2004 hingga sekarang. Pada tahun 2007, Beliau beserta kedua rekannya mendirikani Yayasan Komodo Survival Program (KSP), yaitu sebuah organisasi yang memiliki fokus di bidang penelitian ekologi biawak Komodo. Pendirian KSP tersebut merupakan suatu langkah besar dalam karirnya sebagai peneliti komodo, yang berkomitmen untuk menjaga kelestarian hidup Komodo baik di habitat aslinya maupun di kawasan konservasi eksitu.
Alumni yang akrab dipanggil ‘Revo’ ini memperoleh gelar Masternya di The University of Melbourne Australia. Saat ini, pria yang lahir pada tanggal 14 Desember 1979 ini menjabat sebagai Project Coordinator untuk monitoring dan konservasi di area Flores. Jabatan tersebut mengharuskan beliau untuk menghabiskan waktu hingga 6 bulan di lapangan. Selain melakukan penelitian tentang ekologi Komodo diantaranya pengumpulan data base populasi biawak Komodo dan pemantauan populasi biawak Komodo dengan menggunakan kamera trap, beliau juga melakukan kegiatan yang berkaitan dengan konservasi biawak Komodo, antara lain: melakukan kegiatan sosialisasi dan penyadartahuan terhadap masyarakat disekitar kawasan konservasi, termasuk ke sekolah-sekolah dasar, memberikan pelatihan metodologi penelitian terhadap staf Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) NTT dan Balai Taman Nasional Komodo.
Semasa kuliah di UGM (1998 -2003) beliau aktif dalam Kelompok Studi Herpetologi. Tidak heran jika beliau sangat gemar dalam meneliti Reptil, khususnya Komodo. Selain aktif di organisasi, Kabiogama asal wirobrajan Yogyakarta ini juga aktif mengikuti proyek penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium Ekologi dan Konservasi. Berkat ketekunan dan komitmennya dalam penelitian tentang ekologi Komodo, beliau berhasil meraih berbagai hibah penelitian Internasional dan menghasilkan sedikitnya sepuluh buah publikasi Internasional.
Dihubungi via email, beliau berpesan bahwa selain bekal akademik, yang juga harus dipersiapkan oleh mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi adalah pengalaman. Sebagai seorang calon peneliti, pengalaman yang paling berharga adalah pengalaman terjun langsung dalam penelitian yang sesungguhnya. Praktikum di lab memberikan pengetahuan dasar yang sangat kita perlukan, namun di dalam penelitian sesungguhnya lah kita akan banyak menemukan tantangan dan pertanyaan yang akan mengasah kemampuan kita. Mahasiswa harus pandai mengatur waktu, ambilah kesempatan sebanyak mungkin selagi kuliah untuk terlibat dalam berbagai macam penelitian, baik itu sebagai volunteer/magang, maupun dalam subjek mata kuliah yang dapat berkaitan, seperti kerja praktek, KKN maupun seminar. Pilihlah penelitian penelitian yang berkualitas karena meskipun melelahkan, tidak dibayar malah kadang harus keluar uang sendiri namun manfaatnya jauh lebih berharga bagi masa depan kita dan dapat memperkaya CV kita sehingga nantinya kita akan mempunyai daya saing yang baik dalam melamar pekerjaan.
Khusus untuk mahasiswa dalam rangka mempersiapkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, pengalaman terlibat dalam penelitian akan sangat berguna dalam membantu agar lebih siap dalam menentukan penelitian untuk thesisnya. Sering kali saya melihat banyak yang mahasiswa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tanpa persiapan yang matang, belum tahu apa yang akan diteliti. Seharusnya ketika kita akan melanjutkan sekolah sebelumnya kita harus sudah tau mau meneliti apa, dan sudah mempersiapkan bahan penelitiannya, setidaknya sudah mempersiapkan literatur review, sehingga nantinya akan memperlancar studinya. Kemampuan berbahasa inggris juga merupakan hal yang sangat penting untuk disiapkan, karena literatur (jurnal-jurnal)yang nantinya akan diperlukan untuk membantu studi/penelitian kita sebagian besar berbahasa inggris. Kesiapan kita dalam menghadapi pendidikan yang lebih tinggi juga merupakan nilai tambah ketika kita diwawancara untuk mendapatkan beasiswa. Karena tentunya pihak donor tidak mau mahasiswa yang dibiayainya tidak lulus atau selesai dalam waktu yang lama. Mereka ingin mahasiswa yang dibiayainya lulus dengan baik dengan waktu sesuai yang telah direncanakan.
Selain itu, beliau pun memberikan saran agar pihak Fakultas memperbanyak peluang bagi mahasiswa untuk terlibat dalam penelitian, tidak hanya terbatas pada praktikum, seminar maupun penelitian dosen pembimbingnya saja. Banyak sekali mahasiswa yang mengeluh mereka merasa kurang ke lapangan selama belajar di Biologi. Salah satu caranya adalah pihak Fakultas bisa bekerjasama dengan lembaga lembaga penelitian, ataupun lembaga pemerintah lainnya seperti Balai Taman Nasional maupun Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam, sehingga setiap ada peluang bagi mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan penelitian dapat dengan mudah tersampaikan kepada mahasiswa yang membutuhkan, atau bahkan pihak Fakultas bisa menyusun MoU dengan lembaga lembaga atau instansi tersebut, sehingga program tersebut bisa terlaksana secara rutin baik tahunan maupun tiap semester, agar tidak mengganggu mata kuliahnya hal tersebut bisa dilakukan pada saat mahasiswa sedang libur akhir semester.
Beliau mengatakan bahwa sebenarnya pihak Balai Taman Nasional maupun Balai Konservasi Sumber Daya Alam sangat membutuhkan bantuan pihak akademis, guna mendukung mereka dalam mengumpulkan data base ilmiah, karena seringkali sumber daya mereka masih terbatas. Sehingga biasanya mereka akan sangat menyambut baik tawaran kerjasama dari pihak Fakultas maupun Universitas.